Warta Metropolis Jatim, Jum’at (23/09), Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur mengadakan Seminar dengan tema “Koperasi Milenial”. Kegiatan yang berlangsung secara online melaui YouTube dan Zoom serta offline di Hotel Atria Malang ini menghadirkan dua narasumber yaitu Firdaus Putra dari ICCI (Indonesian Consortium For Cooperatives Innovation), yang juga merupakan tenaga ahli Kemenkop dan UKM RI serta Prof. Dr. Widya Utami, M.M., CLC., CPM, Dekan Fakultas Manajemen dan Bisnis Universitas Ciputra.
Membuka kegiatan adalah Kepala Bidang Kelembagaan dan Pengawasan, Cepi Sukur Laksana yang mewakili Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur. Dalam arahannya Cepi menyampaikan kepada generasi muda agar menjadikan Koperasi sebagai background usahanya, karena dengan berkoperasi banyak sekali keuntungan yang didapat, “bagi para teman-teman milenial kami berharap agar kegiatan berkoperasi ini dibuat sebagai salah satu bentuk kegiatan usaha, dimana kegiatan usaha ini merupakan kegiatan bersama-sama dengan tujuan untuk mensejahterakan seluruh anggota”, tutur Cepi.
Selanjutnya Cepi menjelaskan bahwa dalam rangka program pemberdayaan Koperasi ada 5 program yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur, “Pertama adalah Kelembagaan dan kualitas lembaga Koperasi, dimana kami mendorong UMKM untuk berkoperasi dalam rangka meningkatkan daya saing secara Kelembagaan. Kedua adalah kegiatan untuk peningkatan kualitas SDM, yaitu kegiatan melalui pelatihan skill maupun manajerial, operasional dan kompetensi dilakukan secara offline maupun online. Ketiga adalah peningkatan kualitas produk KUKM melalui BDC dan membuka klinik konsultasi bisnis serta memfasilitasi semua kebutuhan Koperasi dan UMKM seperti standarisasi merk, sertifikasi halal, dan sebagainya. Keempat adalah akses penguatan permodalan, dimana melalui Dana Bergulir dan KUR. Yang Kelima atau yang terakhir adalah perluasan akses pemasaran baik secara online maupun offline melalui CTH, galeri batik”, terang Cepi.
Mengawali kegiatan seminar, topik yang menjadi fokus Firdaus yaitu Strategi Kemitraan serta Model Koperasi Multi Pihak. “Saya lihat pesertanya saat ini warna warni ada yang dari koperasi mahasiswa, koperasi milenial dan juga start up sehingga saya berupaya untuk meraung agar bisa di gunakan oleh beberapa kalangan, nanti yang kedua saya berbicara mengenai model koperasi multi pihak”, terang Firdaus menyinggung topik seminar hari ini.
Selanjutnya Firdaus memaparkan materi terkait kemitraan sebagai solusi, “Kita bangun kemitraan antara Kopma dan Koperasi Besar mengenai pola cicil dalam hal layanan keuangan mahasiswa, karena sekarang Kopma tidak punya duit juga teknologi keahlian disana, maka Kopma cukup jadi Agensi saja, nah kemudian teknologi dan uang yang membiayai mahasiswa itu dari Koperasi Besar, dengan cara itu akan bisa terlayani dengan baik”, kata Firdaus.
Tidak hanya itu, Firdaus juga menyampaikan terkait dengan Koperasi Multi Pihak. “Saya akan memperkenalkan apa itu Koperasi Multi Pihak dan ini baru 2021 tpi sudah ada yang resmi di Indonesia, namanya multi pihak jadi lebih dari satu pihak, nah kata kuncinya adalah homogenitas dari koperasi konvensional, karena banyak teman ukm yang mendirikan koperasi tapi tidak fokus pada bidangnya, maka koperasi multi pihak bisa menjadi solusi”, beber Firdaus. Terkait dengan hal tersebut, maka Koperasi Multi Pihak dapat dikatakan sebagai model pengelompokkan anggota berdasarkan peranan kelompok pihak dalam suatu lingkup usaha tertentu, yang nantinya akan disesuaikan dengan keterkaitan usaha, maupun kesamaan kepentingan.
Sebagai bentuk implementasi dari program koperasi milenial, Firdaus juga menyampaikan mengenai adanya inovasi perkoperasian sebagai cara menghadapi ancaman involusi (menyusut) koperasi, “Tujuan dari inovasi koperasi sendiri yaitu untuk meningkatkan perbaikan juga peningkatan kualitas, baik dalam aspek bisnis aspek pemasaran dan juga yang lainnya”, ujar Firdaus sembari menyampaikan materi. Terkait dengan hal tersebut, perlu diketahui bahwa inovasi di dalam perkoperasian sangat dibutuhkan, hal ini dikarenakan apabila channel pemasaran bisnis telah memanfaatkan media sosial, maka yang terjadi adalah peningkatan nilai berupa Akuntabilitas, trust (kepercayaan) pelanggan, hingga Brand awareness pun turut meningkat. Pada sesi berikutnya, Widya Utami menyampaikan materi mengenai Filosofi Dasar Kerjasama Koperasi. Secara mendasar, salah satu alasan adanya Koperasi adalah untuk mempertinggi nilai kerjasama. Hal ini penting diperhatikan karena dapat digunakan untuk menghindari tendensi persaingan yang bersifat merusak, artinya sebuah persaingan hanya menyodorkan kemenangan yang semu, dimana yang kuat hanyalah akan menjadi pemangsa bagi yang lemah, dan yang kaya akan mendominasi yang miskin. “Jadi, untuk Bapak dan Ibu jika mau mendirikan koperasi yang pertama berarti harus ada suatu kerja sama, kemudian yang kedua trust (kepercayaan), dan yang ketiga yaitu profit, artinya apa dengan adanya koperasi itu semua pihak yang disana akan mendapatkan keuntungan dan tujuannya”, Pesan Widya. (bb)