Kick Off Patenpreneur di Jawa Timur

Warta Metropolis Jatim, Kamis (22/09) bertempat di gedung Klinik KUKM BDC Jawa Timur berlangsung kegiatan Kick Off Patenpreneur (Pahlawan Tumpuan Ekonomi Negeri) di Jawa Timur. Kegiatan ini digagas oleh Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia yang menggandeng Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur sebagai pembina Koperasi dan UKM di wilayah Provinsi Jawa Timur, kurang lebih 35 orang pelaku UKM dari wilayah Surabaya dan Sidoarjo hadir untuk mengikuti kegiatan tersebut.

Koordinator Wilayah ABDSI (Asosiasi Business Development Services Indonesia) Jawa Timur, Lukman Ekana Putra mengatakan bahwa kegiatan ini akan dilaksanakan selama kurang lebih 2 (dua) bulan dengan acara 5 kali pelatihan yang penyelenggarannya dengan sistem hybrid (bisa diikuti secara daring dan luring). “Pasca program Patenpreneur ini diharapkan ada program lanjutan dari Kementerian Koperasi dan UKM RI, namun jika tidak ada Bapak/Ibu akan kami fasilitasi untuk mengikuti program-program dari Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur karena program-program dari Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur cukup luar biasa dan bermanfaat bagi masyarakat”, kata Lukman.

Selanjutnya Lukman juga berharap agar pelaksanaan kegiatan Patenpreneur di Jawa Timur tidak kalah dengan di DKI, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, “mari kita tunjukkan bersama bahwa pelaksanaan program Patenpreneur di Jawa Timur tidak kalah dengan wilayah lainnya, harus The Best diantara wilayah-wilayah lainnya”, himbau Lukman.

Memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan adalah Kepala Bidang Produksi dan Restrukturisasi Usaha, Susanti Widyastuti yang mewakili Kepala Dinas Koperasi dan UKM Jawa Timur. Mengawali sambutannya  Susanti mengatakan bahwa Program Patenpreneur diarahkan untuk memfasilitasi wirausaha sesuai tahapannya, baik itu calon wirausaha, wirausaha pemula dan wirausaha mapan. Pemisahan ini dilakukan mengingat tiap tahap wirausaha akan memiliki kebutuhan yang berbeda dan ekosistem yang berbeda, “tentunya ini menjadi sangu bagi panjenengan semua untuk menuju kearah berkembang, dimana untuk berkembang dibutuhkan treatment dari Dinas Koperasi maupun ABDSI”, ujar Susanti.

Susanti melanjutkan bahwa program Patenpreneur diimplementasikan melalui 2 (dua) metode kegiatan, yang pertama konsultasi bisnis yang bertujuan membantu wirausaha yang sudah berjalan usahanya sehingga ia dapat menyelesaikan masalah dengan cara difasilitasi sesi konsultasi dengan seorang pakar, “disini tentunya akan disiapkan pakar-pakar yang siap mendampingi panjenengan semua”, ungkap Susanti. Yang kedua adalah pendampingan usaha yang merupaka pembinaan terstruktur selama 2 (dua) bulan untuk membantu wirausaha memulai atau mengembangkan usahanya, “nanti juga akan dilakukan inkubasi selama 6 bulan oleh Kemenkop yang bekerjasama dengan 19 lembaga inkubator yang salah satunya adalah Perguruan Tinggi”, lanjut Susanti.

Melansir data dari instagram resmi Kementerian koperasi dan UKM RI antusiasme pelaku usaha muda di Jawa Timur terhadap program Patenpreneur sangatlah luar biasa, ” pendaftar Patenpreneur di Jawa Timur mencapai 1.078 pelaku usaha, sehingga ini patut kita apresisasi, mudah-mudahan dengan mengikuti program ini UKM-UKM ini akan semakin maju dan berkembang”, harap Susanti.

Mengakhiri sambutannya Susanti mengatakan perlu adanya inovasi yang berkesinambungan dan tak kenal henti, “para pelaku UMK jika ditanyain kendalanya apa? mayoritas menjawab kesulitan modal, jika hal ini terjadi terus menerus akan menghambat pertumbuhan UKM. Cara untuk mengatasi hal ini adalah kita harus terus memacu diri bagaimana caranya agar produk kita selalu dan mudah dilirik oleh calon customer, jika ada keluhan terkait modal sudah bukan jamannya lagi, kreativitas dan inovasi adalah hal yang terpenting. Hal yang abadi adalah perubahan, kalau kita hanya puas dengan kondisi yang kita miliki saat ini tentunya nanti akan menjadi titik balik pada diri kita, dengan adanya inovasi yang kita miliki maka kita akan dapat melewati segala tantangan perubahan dengan sebaik mungkin, puas dengan kondisi sekarang akan merugikan perkembangan dari usaha panjenengan sendiri, untuk itu inovasi adalah kewajiban dan kebutuhan bagi panjenengan semuanya”, pesan Susanti. (bb)

spot_img

Latest articles

Related articles

spot_img